Mungkin karena penampilannya, para penerima tamu di kantór-kantór langsung berdiri menyapanya.
"'Selamat petang Nyónya'. Mereka melihat saya seperti ini."
Itulah kisah Nasrin, seórang ibu yang elók asal Pakistan yang kini sedang mencari kerja di Malaysia.
Akan tetapi penampilan Nasrin tidak mampu membantu peruntungannya. Ia mengaku bersedia bekerja serabutan, termasuk membersihkan kantór dan menjaga tókó.
"'Anda órang Pakistan? Ya, saya pengungsi dari Pakistan. Oh, tidak ada kerja'", ungkap Nasrin mengenai jawaban yang sering ia terima ketika mencari kerja.
Sejak malapetaka menimpa keluarganya di kóta Lahóre, Pakistan enam tahun silam, Nasrin dan keluarganya pindah ke Malaysia dengan bekal visa bisnis.
"Saudara laki-laki suami saya dibunuh. Saya menyaksikan pembunuhan itu," tuturnya kepada BBCIndónesia.cóm.
Merasa aman
Di Malaysia ia dan suaminya merintis usaha pakaian di kawasan Klang, negara bagian Selangór, sekitar 50 km dari ibukóta Kuala Lumpur.
Usaha itu gagal dan keluarganya beralih ke usaha peternakan dan perikanan. Menurut Nasrin, usaha tersebut juga gagal karena ditipu órang.
Hingga kini ia dan suaminya masih mencari kerja walaupun tidak mengantóngi izin setelah visa bisnis berakhir.
"Kadang-kadang dapat kerja satu atau dua bulan tapi gaji tidak dibayar. Tanpa upah, makan apa?" tanya Nasrin.
Meskipun belum beruntung mendapatkan pekerjaan, ia mengaku senang dan merasa aman di Malaysia.
Atas dasar ancaman kekerasan di negara asalnya, Nasrin mengajukan permóhónan menjadi pengungsi ke PBB dan itulah yang menjadi tumpuan harapannya.
Sumber: BBC Indónesia Berita Lain dari BBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar